Skip to main content

Apa yang harus dilakukan ketika Positive Covid 19 ?

 Assalamualaikum wr wb,

Bagaimana kabarnya semua? Semoga dalam keadaan yang sehat selalu yah, karena aku abis baca berita bahwa tingkat positive Covid 19 lagi tinggi-tinggi nya nih. Kayaknya 5 dari 10 orang yang aku kenal, ternyata sudah pernah terinfeksi Covid, atau bahkan baru saja terinfeksi. Yak, setelah sudah sering melihat berita mengenai kasus positif Covid yang semakin meningkat, akhirnya tiba saatnya penyakit ini absen juga di tubuhku dan juga suami serta anakku, tak lupa pula orang tua ku yang juga diabsenin sama virus ini hehehe.

Jadi, aku mau sedikit cerita terlebih dahulu kronologi aku bisa terkena Covid. Pada hari Kamis, 17 Juni 2021, aku berdua suami rencana mau vaksin di Rumah Sakit depan rumah orang tuaku di daerah Jakarta Selatan. Kamis pagi kami bertiga (aku, suami, dan anak) berangkat menuju Jakarta dari Tangerang Selatan, rumah kami. Sampai di rumah, sudah terlihat bahwa papaku sudah mulai flu (batuk dan pilek) juga lemas. Namun, kami tidak berpikir panjang sampai ke Covid, aku kira hanya flu biasa saja. Ternyata, om aku yang juga tinggal di rumah mama juga mengalami hal serupa, namun beliau juga belum tahu bahwa itu Covid dan masih menyangka hanya flu biasa.

Aku menginap 2 malam disana, karena akhirnya ternyata aku belom bisa mendapatkan jatah vaksin karena antusias yang ramai, akhirnya Sabtu, 19 Juni 2021 pagi harinya, kami memutuskan untuk pulang ke rumah kami, karena mamaku juga mulai demam dan meriang Jumat malamnya. Dengan tujuan agar mereka bisa istirahat dan juga agar kami tidak tertular flu, akhirnya kami pulang. Sabtu sore, om aku mendapatkan kabar bahwa salah satu temannya di kantor positive Covid, dan sebelumnya om aku memang ada kontak erat karena 1 ruangan di kantor. Setelah mendapat kabar tersebut, om aku akhirnya melakukan test PCR dan hasilnya keluar di minggu pagi bahwa om aku positif Covid.

Setelah kabar tersebut, akhirnya kedua orang tua ku juga melakukan PCR test di minggu pagi, dan hasilnya keluar di minggu siang, dan tentu saja hasilnya positif juga karena di rumah kami sempat makan bersama. Di hari minggu pagi, aku dan suami belum merasakan gejala apapun, sehingga kami menunggu hasil test PCR kedua orang tuaku baru akan mengambil langkah selanjutnya.

Qadarullah di minggu, 20 Juni 2021 sekitar jam 3 sore, aku mulai demam dan jujur dalam hati sudah feeling kalau sepertinya aku juga terkena virus ini, namun karena suami dan anakku masih belum menunjukkan gejala aku masih menaruh sedikit harapan bahwa hanya aku saja yang kena. Singkat cerita akhirnya kami bertiga langsung melakukan test PCR di minggu sore nya. Kami melakukan test di Quick Lab BSD. Seharusnya hasilnya baru keluar di Senin sore juga, namun jam 3 pagi saat aku terbangun karena demam, aku membuka handphone dan ternyata sudah ada email masuk dari lab tentang hasil tes PCR kami bertiga.

Sambil terus membaca doa saat membuka email dan berharap hasilnya negatif dan semua pikiran menjadi satu, akhirnya hasil lab anakku terlebih dahulu yang aku buka. Keadaan saat ini semuanya sedang tidur, suamiku tidur di kamar sebelah dan aku tidur bersama anakku di kamar yang sama untuk meminimalisir gejala yang belum ada pada suamiku. Ketika aku membuka hasil anakku dan ternyata POSITIVE, di saat itu juga aku sudah ikhlas dan pasrah mengenai hasil aku dan suami, dan benar saja kami bertiga juga positif Covid 19 hehe.

Setelah mengetahui hasil tersebut, tidak lama kemudian suami ku bangun dan aku langsung memberitahu dia. Otak langsung berpikir mengatur strategi bagaimana cara menghadapi kejadian ini. Apakah isolasi mandiri saja? atau minta puskesmas rujuk ke rumah isolasi yang ada atau seperti apa? Yang pasti kami juga harus merangkai kata untuk menyampaikan kondisi kami ke tetangga kami, walaupun sebelumnya memang sudah ada tetangga yang terkena Covid juga di minggu lalu.

Berbekal pengalaman 10 hari isolasi mandiri, berikut beberapa hal yang ingin aku sampaikan apa saja yang harus dilakukan setelah mengetahui bahwa hasil PCR kita positive :

1. TETAP TENANG, JANGAN PANIK. Simpel, klise, namun agak sulit dilakukan.

2. PAKAI DOBEL MASKER. Untuk menjaga agar orang lain tidak terkena virus dari tubuh kita.

3. SEGERA LAPOR KE RT/RW/PUSKESMAS atau di kasus ku sih SEGERA KONSUL ke DOKTER secara ONLINE juga boleh karena mengingat kondisi RS sekarang yang penuh. Tujuan konsul ini apabila kalian BERGEJALA ya, supaya bisa diberikan penanganan obat yang tepat.

4. BELI OKSIMETER untuk memantau SATURASI OKSIGEN tubuh kita. Jika saturasi >95% kalian bisa ISOLASI MANDIRI saja di rumah, kalau suha dibawah itu, segera ke RS atau beli tabung oksigen untuk pertolongan pertama di rumah. Kalau aku kemarin beli merk OXYCAN.

5. MAKAN 3x SEHARI, banyakin proteinnya karena aku baca salah satu postingan dokter di twitter, protein membantu metabolisme tubuh kita, KURANGI MAKANAN MANIS, PERBANYAK BUAH DAN SAYUR, karena sebetulnya terlalu banyak konsumsi obat dan vitamin juga tidak baik untuk ginjal.

6. BERKUMUR dan MEMBERSIHKAN HIDUNG 3x SEHARI. Untuk kumur aku menggunakan betadine mouthwash, dan untuk membersihkan hidung aku membeli alatnya online dan untuk cairannya aku menggunakan NaCl.

7. MANDI 2x SEHARI juga wajib nih, supaya virusnya tidak menempel di badan kita

8. BERJEMUR 15-30 menit juga sangat penting ya, kalau matahari nya lagi gaada jangan lupa konsumsi VITAMIN D 1000 IU juga yah 1x SEHARI.

9. SEMPROT DISINFEKTAN di ruangan minimal 1x sehari, tujuan nya ya sama, supaya virusnya tidak lama menempel di ruangan, jadi kita juga InsyAllah bisa cepat sembuh.

10. TIDUR CUKUP 8 jam, ini udah obat paling ampuh kayaknya untuk setiap penyakit ya. Jadi, NO BEGADANG nonton drakor ya, bisa dilakukan setelah kita sembuh.


Sepertinya sih poin di atas yang aku lakukan, selain yang pasti tetep berdoa sesuai agama masing-masing ya supaya diberikan kesembuhan oleh Tuhan. Kalau kalian gimana? Ada tips lain gak untuk menghadapi perang melawan Covid ini? Share di kolom komentar yaaa :)

Comments

  1. Mama Kai.. syafakillah semoga lekas sembuh.. Tulisannya bermanfaat banget ini.. Salam buat Kai dari Ayse yahh❤😘

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Softex Celana Menstruasi

Hai semua, kali ini aku mau review salah satu produk yang dibutuhkan perempuan setiap bulannya. Namun, produk ini bukan sekedar pembalut menstruasi biasa, melainkan berbentuk celana. Produk ini seperti menjawab kegalauan aku yang menstruasi hari kedua sampai ketiganya tuh heavy flow banget, padahal udah pake yang panjangnya 36cm sampai 42cm, tapi kadang masih bocor juga (heran banget). Sebetulnya, sehabis melahirkan juga pernah sih pakai popok dewasa yang bentuk celana, kalau gak salah sih waktu itu Oktober tahun 2018 belum ada produk ini ya, tapi untuk celana yang khusus menstruasi ini menurut Mbah Google baru launching di 1 Desember 2018. Jujur, aku juga baru tau produk ini tuh sekitar tahun 2020 deh haha, mau beli tapi masih maju mundur, pas banget kemarin aku dapat sample nya dari tempat sewa mainan Kai di gigel hahah, jadi sekalian kita review yuk, siapa tau membantu buat yang masih ragu mau beli. Pertama, mari kita lihat spesifikasi produknya. Merk           : Softex Celana Mens

Aku dan Microphone

Hai semuanya, kembali lagi bersama akuu dalam acara curhat dong buunnnddd.... eh salah yah hahaha. Duh udah lama banget gak menyapa para pembaca setia blog ku hihi, ada gak ya? ada dong insyAllah hehe. Jadi, kali ini aku mau cerita mengenai sisi lain kehidupanku, jauh sebelum menjadi seorang istri dan seorang ibu anak 1. Kita balik ke jaman SD dulu yah hahaha, jauh banget gak tuh? gapapa lah yaaa, aku juga lagi berusaha sambil mengingat-ingat juga nih sekalian nostalgia haha. Cerita throwback kali ini banyak berhubungan dengan microphone. Kenapa microphone? karena secara gak sadar memang sejak kecil ternyata aku sudah akrab dengan benda ini sepertinya haha. Dulu zaman SD, sempat ikut lomba puisi di museum Satria Mandala seingetku, menang gak ya waktu itu? kayaknya bukan juara 1 sih tapi juara harapan kayaknya haha soalnya gaada pialanya deh di rumah. Selain lomba puisi, waktu itu pernah ikut lomba paskibra juga tingkat kecamatan (asik), waktu itu aku jadi pengibar benderanya, inget ban

Tummypedia - 3 Langkah Hebat Dukung Kesehatan Perut Anak

Halo mommies, apa kabarnya? Semoga masih waras menemani kegiatan si kecil selama pandemi ini ya. Apakah si kecil sudah buang air besar hari ini? Jangan lupa selalu dipantau ya mom, karena pencernaan itu ibarat otak kedua bagi manusia.  Apakah mom sudah tahu kriteria pencernaan yang baik? Kalau belum aku mau berbagi sedikit ilmu dari webinar yang diadakan @bebeclub Bersama dr. Gia Pratama (Pemerhati Kesehatan Anak) mengenai mitos-mitos masalah perut si kecil yang sering salah, kriteria pencernaan yang baik, serta tips untuk menjaga kesehatan penceraan anak. Aku coba sharing mengenai kriteria pencernaan yang baik dulu ya mom. Menurut dr. Gia, berikut merupakan beberapa kriteria pencernaan yang baik : Frekuensi buang air besar teratur, 1-2 hari sekali, jika sudah lebih dari 4x maka terindikasi diare, 2-3 hari sekali terindikasi konstipasi. Konsistensi feses tidak keras dan tidak encer. Buang gas dan sendawa. Berat badan dan mood anak stabil dan terjaga dengan baik. Kulitnya sehat,